Akhir - akhir ini aku mulai muncul kembali pertanyaan tentang apa yang terjadi hingga saat ini dan berputar - putar di dalam otakku. Bertanya kenapa sering sekali moment yang menyedihkan kerap sekali mudah di ingat oleh otak kita tanpa sadar. Padahal seharusnya banyak pula moment - moment bahagia yang ada tapi kenapa akan lebih mudah mengingat yang rasanya tidak begitu baik pada diri kita. Eh tapi bukan kita tapi lebih tepatnya diriku sendiri. Apakah sama ? hampir setahun rasanya begini - begini saja dan tidak berubah, tapi setidaknya aku dapat bertahan dengan up and down yang sangat luar biasa. Memaksan diri untuk bertahan untuk menerima dan membiasakan yang sebetulnya bukan yang di inginkan. Dan ternyata waktu berjalan begitu sangat cepat seakan memunculkan pertanyaan - pertanyaan kembali entah sampai kapan akan seperti ini. Setiap sebelum tidur selalu berdoa memohon bahwa hari esok akan jauh lebih baik.
Bertanya apakah kurang bersyukur ? kurang berdoa ? kurang meminta ? atau entalah. Seakan yang ada rasa lelah, capek, kecewa membelenggu menjadi satu seakan menyihir diri sendiri padahal otak sudah selalu menstimulasi bahwa semua akan baik - baik saja meski pada kenyataannya kini masih jauh dari kata baik - baik saja. Sempat beberapa waktu yang lalu merenung sebenarnya apa rencana Tuhan ? ibarat roda selalu berputar terkadang di atas terkadang di bawah dan kini sedang di bawah tak tau kapan akan terangkat ke atas. How pity this life merasakan mengasihani diri sendiri itu ternyata menyedihkan di bandingkan rasa empati yang ada pada diri sendiri untuk orang lain. Jika dulu kita sebelum dilahirkan di katakan bahwa kita di perlihatkan mengenai kehidupan seperti apa yang akan kita jalani di dunia sebanyak 77 kali sebelum kita di lahirkan hingga akhirnya kita setuju untuk di lahirkan di dunia ini. Entah apa yang yang aku lihat saat itu hingga aku setuju dan merasa mampu untuk menjalani hidup yang kini ada di part yang rasanya begitu berat.
Apakah benar adanya pelangi setelah hujan ? ragu akan semuanya ? tidak, aku selalu percaya dan meminta ini semua akan lekas akan baik- baik saja. Namun nyatanya semua kini juga sudah banyak berubah bahwasanya kini sudah memasuki bulan juni namun nyatanya masih saja hujan turun. Ah mengapa rasanya rasa sedih ini makin menjadi - jadi. Selalu berusaha untuk tidak selalu membandingkan diri sendiri dengan hidup orang lain. Namun hati kecil kembali bertanya mengapa ya orang lain memiliki proses pelajaran hidup yang begitu mudah terlahir hidup dengan bahagia dari sisi cerita sepanjang hari beruntung memiliki lingkungan yang bagus sukses dalam kehidupan sehari - hari , edukasi, relationship dengan step - step yang normal normal saja tanpa jungkir balik. Ataukah itu pun juga sebuah ilusi bahwa rumput tetangga memang lebih hijau. Sedangkan diri ini harus terluka, menangis, jatuh bangun. Tuhan cerita seperti apa yang engkau siapkan untuk akhir ini. Entah lah entah tangga seperti apa yang harus di lalui untuk mencapai kata Bahagia.
Komentar
Posting Komentar