Konnichiwa yorobun apa kabar ? semoga kita semua selalu sehat dan selalu jaga kesehatan karna berita meningkatnya kasus corona kembali heboh lagi. Kesel sih kenapa seakan corona ini tidak mau lenyap dari dunia tidak merasa bersalah telah mempora-porandakan dunia orang banyak. Kali ini aku akan menulis mengenai betapa pentingnya Dana darurat. Berdasarkan pengalaman yang telah aku lalui setahun ini. Dengan memiliki dana darurat aku merasa sangat terbantu. Bayangkan saja setahun menyandang tittle jobless tidak bekerja secara tetap terlebih lagi dengan rencanaku yang ingin kembali kerja di jepang tentunya membutuhkan uang yang bisa di bilang tidak sedikit.
Aku penganut hitungan dana darurat sebesar 6X dari pendapatan tetap yang di miliki. Untuk besarnya pun bisa di sesuaikan dengan besarnya penghasilan masing - masing. Alhamdulillah dengan adanya dana darurat ini aku tidak menjadi beban keluarga dengan begitu besar kecuali karna sekarang aku kembali kerumah dan tinggal bersama keluarga jadi aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya tempat tinggal dan biaya makan sehari - hari. Aku merasa jadi sesorang yang benar - benar tertinggal mengenai investasi, aku mengenal investasi kurang lebih 4 tahun yang lalu. Tidak melulu harus investasi karna menurutku memiliki dana darurat adalah pondasi utama dalam pengelolaan keuangan.
Setahun lalu sebelum aku memutuskan untuk resign aku mengumpulkan semua uang yang aku di tabungan, dana darurat, uang pesangon yang aku aku dapatkan, hingga besarnya uang asuransi BPJS. Setelah aku menghitung semuanya dan di dapatkan besarnya nilai X akhirnya aku mantap resign dengan mempertimbangkan berbagai hal karna kebetulan saat itu rumah juga memerlukan biaya perbaikan. Akhirnya aku bagi uang tersebut dengan 3 bagian dimana yang 2 bagian sebagai biaya perbaikan rumah dan 1 bagian untuk biaya backup hingga 2 tahun kedepan. Dengan catatan aku juga harus belajar untuk berhemat hingga akhirnya aku mempunyai niatan untuk berangkat kerja kembali ke jepang yang ternyata itu juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan memperhatikan kondisi keuangan akhirnya aku memutar otak untuk bagaimana agar dapat meminimallisir biaya tersebut dengan jalan ninja ku yaitu proses mandiri.
Jika di tanya bagaimana keaadaan keuangan sekarang setelah itu semua ? kacau pasti karna kini aku tidak memiliki penghasilan tetap karna pekerjaan sebagai translater bahasa jepang dan guru freelance tidak tetap. Semoga segera bisa bekerja kembali dan bisa membuat rencana keuangan serta dana darurat. Semangat ^^
Komentar
Posting Komentar